SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

  1. Proses Sosialisasi.
Manusia sebagai bagian dari anggota masyarakat harus mengenal, mempelajari dan menyesesuaikan diri dengan perilaku yang menjadi harapan masyarakat. Individu mempelajari tata cara hidup bermasyarakat agar tindakannya sesuai dengan nilai-nilai dan norma. Untuk dapat melakukan hal tersebut, maka setiap individu sebagai anggota masyarakat akan melalui proses sosialisasi dimana proses ini akan berlangsung secara terus-menerus selama hidupnya.
 
  1. Definisi Sosialisasi.
Secara umum, Sosialisasidiartikan sebagai sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Ada beberapa ahli yang memberikan definisi sosialisasi antara lain sebagai berikut:
  1. Macionis
Sosialisasi merupakan pengalaman sosial sepanjang hidup yg memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiannya & mempelajari pola-pola kebudayaan.
  1. Broom & Selznic
Sosialisasi merupakan proses membangun/menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.
  1. Stewart
Sosialisasi merupakan proses memperoleh kepercayaan, sikap, nilai, & kebiasaan dalam kebudayaannya.
  1. Horton & Hunt
Sosialisasi merupakan proses dimana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
  1. Karel J. Veeger
Sosialisasi adalah suatu proses belajar mengajar.
  1. Charlotte Buehler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu untuk belajar dan menyesuaikan diri tentang bagaimana cara hidup dan cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfugsi dalam kelompoknya.
  1. Soerjono Soekanto
Soalisasi adalah sutatu proses yang menempatkan anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di tempat dia menjadi anggota.
  1. Bruce J.Cohen
Sosialisasi adalah proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakatnya untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitas untuk berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.
 
  1. Robert M.Z. Lawang
Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.
  1. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
  1. WrightWright
Sosialisasi sebagai proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan (sampai tingkat tertentu) norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang itu untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain.
  1. Prof. dr. Nasution
Sosialisasi adalah proses membimbing individu kedalam dunia social.
  1. Wiraatmaja
Sosialisasi adalah suatu proses yang dimulai sejak seseorang itu dilahirkan untuk dapat mengetahui dan meperoleh sikap, pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui oleh masyarakat.
  1. Levin dan L. Spates
Sosialisasi adalah proses dimana kebudayaan diteruskan dan diinternalisasikan oleh kepribadian individu.
  1. Jenis-Jenis Sosialisasi.
Sosialisasi dapat dilakukan sejak dimulai dari lingkungan yang paling dekat hingga berkembang ke lingkungan social yang lebih luas. Tahapan proses sosialisasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis antara lain sebagai berikut:
 
  1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil sampai ia menjadi anggota masyarakat. Sosialisasi primer berlangsung mulai balita, anak-anak, dalam teman sepermainan dan memasuki masa sekolah. Dalam tahap tersebut, peran orang-orang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas. Corak kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh corak kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dan anggota keluarga terdekat, teman-temannya dan sekolah. Dengan demikian, sosialisasi primer mengacu bukan saja pada masa awal anak mulai menjalani sosialisasi, tetapi lebih dari itu. Alasannya, apapun yang diserap anak dimasa tersebut akan menjadi ciri mendasar kepribadian anak setelah dewasa.
  1. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi ini merupakan kelanjutan dari sosialisasi primer. Sosialisasi ini diawali dengan istilah “desosialisasi” dan “resosialisasi”. Dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Adapun dalam resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Menurut Goffman(1961), kedua proses tersebut biasanya berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Institusi total tersebut contohnya lembaga pemasyarakatan, rumas sakit jiwa atau lembaga pendidikan militer.
  1. Media Sosialisasi.
Sebagai suatu proses, sosialisasi tentunya memerlukan media. Media sosialisasi merupakan tempat individu belajar mengenal dan memahami berbagai macam nilai, norma, pola-pola, perilaku sehingga individu tersebut mengenal dunia sosialnya. Jenis-jenis media sosialisasi meliputi:
 
  1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat anak belajar berbagai pengetahuan, nilai, norma dan sebagainya, sehingga keluarga akan membentuk kepribadian dari anak tersebut. Kepribadian dari seorang anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara dan corak orang tua memberikan pendidikan dan bimbingannya.
  1. Teman Bermain
Teman bermain tersebut merupakan tempat sosialisasi yang sangatt berpengaruh bagi anak setelah keluarga. Di sini anak mulai belajar berbagai nilai, norma dan kemampuan-kemampuan baru yang mungkin berbeda degan hal yang sudah diperolehnya dalam lingkunga keluarga. Seringkali jika anak bermain dengan teman sebayanya, akan terjadi konflik diantara mereka. Untuk menghindarinya, mereka berusaha menyesuaikan diri dengan kepentingan teman-temannya sekaligus menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan teman bermain tersebut.
  1. Sekolah
Sekolah merupakan tempat anak bersosialisasi tentang hal-hal baru yang sebelumnya mungkin tidak ia dapatkan dalam keluarga atau teman bermain. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian, prestasi, universalisme dan kekhasan.
  1. Media Massa
Media massa dapat berbentuk media cetak dan media elektronik. Media tersebut merupakan alat komunikasi yang dapat menjangkau masyarakat luas. Media ini berfungsi sebagai media sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku masyarakat.
 
  1. Lingkungan Kerja
Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman kerja, pimpinan dan yang lain. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling memengaruhi kepribadian seseorang sesuai dengan kepribadian yang baik dan sesuai dengan lingkungannya.
  1. Tahap-tahap Sosialisasi.
Tahap-tahap sosialisasi menurut George Herbert Mead ialah:
  1. Tahap Persiapan
Anak mulai melakukan kegiatan meniru walau tidak sempurna.
 
  1. Tahap Meniru.
Anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya, seperti menirukan peran seorang polisi, dokter, dan lain-lain.
 
  1. Tahap Siap Bertindak
Pada tahap ini, peranan langsung dimainkan sendiri dan dilakukan dengan kesadaran. Masa peniruan sudah mulai berkurang.
  1. Tahap Penerimaan Norma Kolektif
Pada tahap penerimaan ini, seorang manusia sudah disebut sebagai orang dewasa. Penempatan dirinya pada masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerjasama dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat yang lebih luas sudah semakin mantap.
  1. Tujuan Pokok Sosialisasi.
Pada dasarnya, sosialisasi bertujuan memberikan keterampilan kepada individu untuk siap hidup bersama orang lain dalam masyarakat. Proses sosialisasi ini mempunyai beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :
  1. Memberikan  ilmu pengetahuan kepada individu yang dibutuhkan bagi kehidupannya kelak di masyarakat.
  2. Mendorong individu untuk mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
  3. Mendorong individu untuk mampu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
  4. Mengarahkan individu untuk bertingkah laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
  5. Proses-Proses Dalam Sosialisasi.
  • Proses Internalisasi
Proses Internalisasi merupakan proses panjang berlangsung seumur hidup sejak manusia lahir sampai meninggal dunia, dimana ia belajar membentuk kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
  • Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi adalah proses seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya.
  • Proses Inkulturasi
Proses ini merupakan proses pembudayaan seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma dan peraturan-peraturann yang hidup dalam kebudayaannya.
  1. Pelaksanaan Sosialisasi.
Pelaksanaan ini digolongkan menjadi tiga kategori yaitu:
  1. Metode Ganjaran dan Hukuman
  2. Metode Dictating Teaching, yaitu anak diajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pemberian ceramah dan penjelasan.
  3. Metode Pemberian Contoh, yaitu dengan menggunakan imitasi dan sugesti, baik sadar maupun tidak sadar.
Dalam lingkungan keluarga, dikenakan dua macam pola sosialisasi yaitu:
  1. Sosialisasi Represif, yaitu sosialisasi yang mengutamakan ketaatan anak kepada orang tua. Contohnya : orang tua memberikan hukuman. Ciri-ciri sosialisasi represif adalah sebagai berikut.
  2. Menghukum perilaku yang keliru.
  3. Hukuman dan imbalan materiil.
  4. Kepatuhan anak kepada orang tua.
  5. Komunikasi sebagai perintah.
  6. Komunikasi nonverbal.
  7. Sosialisasi berpusat pada orang tua.
  8. Anak memperhatikan harapan orang tua.
  9. Keluarga biasanya didominasi oleh orang tua ( ayah ). Orang tua otoriter sehingga menghambat proses pembentukan pribadi anak.
  10. Sosialisasi Partisipasi, yaitu sosialisasi yang mengutamakan adanya partisipasi dari anak. Contohnya : memberi imbalan bagi perilaku yang baik. Tekanannya adalah memberikan apa yang diminta anak, apabila anak berperilaku baik. Ciri-ciri sosialisasi partisipatif adalah sebagai berikut :
  11. Memberi imbalan bagi perilaku yang baik.
  12. Hukuman dan imbalan simbolis.
  13. Otonomi kepada anak.
  14. Komunikasi sebagai interaksi.
  15. Komunikasi verbal.
  16. Sosialisasi berpusat kepada anak.
  17. Orang tua memperhatikan keinginan anak.
  18. Keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama.
 
  1. Faktor-Faktor Penghambat dalam Sosialisasi.
  2. Kemampuan berbahasa
Kemampuan berbahasa dalam sosiolisasi sangatlah penting, terutama kemampuan berbicara karena dengan mampu mengerti apa yang ingin disampaikan. Sehingga seseorang akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Orang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang baik mempunyai kecenderungan dapat dengan mudah melaksanakan sosialisasi. Sebaliknya, jika sulit berbahasa maka akan sulit juga berkomunikasi. Kesulitan berbahasa disebabkan beberapa faktor, antara lain :
  1. Cacat pada bibir/sumbing.
  2. Berbicara gagap.
  3. Malu berbicara/pendiam.
  4. Kurang fasih/kurang menguasai.
  5. Kepandaian bergaul
Orang yang pandai bergaul dan bisa menempatkan dirinya akan mudah menjalankan proses sosialisasi. Sebaliknya, orang yang sulit berkomunikasi, bersikap kaku, kurang beretika akan cenderung menghambat sosialisasi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti :
 
  1. Perbedaan golongan.
  2. Perbedaan status.
  3. Perbedaan pendidikan, dan
  4. Perbedaan sosial ekonomi.
  5. Kehidupan masyarakat yang terisolir
Masyarakat yang terisolir biasanya hidup tersendiri dari masyarakat lainnya. Cenderung menutup diri dari masyarakat luar, sehingga mereka sulit untuk bersosialisasi. Mereka hanya bersosialisasi dengan masyarakat yang berada dalam satu perkampungan. Sehingga masyarakat itu tidak mengalami perkembangan yang berarti, baik dari segi pakaian, cara berpikir maupun tingkah laku.
 
  1. Kesulitan dalam melakukan komunikasi.
Dalam berkomunikasi terkadang kita mengalami kesulitan. Beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan komunikasi, yaitu :
1. Kurangnya informasi atau pengetahuan.
2. Tidak bisa menjelaskan mana yang paling penting diantara sejumlah hal
     yang dikomunikasikan.
3. Tidak menyimak.
4. Tidak memahami kebutuhan orang lain.
5. Kehilangan kesabaran, membiarkan komunikasi menjadi perdebatan.
6. Suasana hati yang buruk.
  1. Hambatan alam
Seseorang dengan mudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat luar, apabila tidak ada hambatan alam yang terjadi. Hambatan alam ini berupa bencana alam. Contohnya pasca gempa, masyarakat padang sulit berkomunikasi dengan masyarakat Jakarta, sehingga masyarakat padang yang berada di Jakarta tidak dapat berkomunikasi dengan keluarganya di padang.
  1. Peranan Nilai dan Norma dalam Proses Sosialisasi.
Dalam proses sosialisasi, nilai dan norma merupakan sesuatu yang harus dipelajari individu. Pengetahuan tentang nilai dan norma sosial sangat penting dalam proses sosialisasi. Hal itu dimaksudkan agar manusia mampu melakukan penyesuaian terhadap nilai dan norma sosial yang sudah ada di dalam masyarakat. Nilai dan norma disosialisasikan kepada generasi yang lebih muda sebagai pedoman perilaku serta sikap individu di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Dapat diartikan bahwa proses sosialisasi adalah proses memahami nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat. Adapun peran nilai dan norma sosial dalam proses sosialisasi adalah sebagai berikut :
  1. Membentuk pola perilaku individu agar sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
  2. Sebagai alat motivasi.
  3. Sebagai sarana untuk menetapkan harga sosial.
  4. Sebagai alat solidaritas.
  5. Sebagai benteng perlindungan.
  6.  Faktor-Faktor Pembentuk Kepribadian.
Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
  1. Faktor keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.
  1. Faktor lingkungan fisik (geografis)
Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
  1. Faktor lingkungan social
Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
  1. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
 
  1. Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap kepribadian
Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam ke dalam jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi.
  1. Pengertian Kepribadian.
Kepribadian merupakan gambaran umum dari perilaku seseorang yang sangat khas dan tampak dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian tersebut secara nyata dapat terlihat dalam wujud perangai, sikap atau perilaku, tutur kata, persepsi, kegemaran, keimanan, dan sebagainya. Kepribadian merupakan perpaduan antara warisan biologis dari orang tuanya dan pengaruh lingkungan sekitar melalui proses sosialisasi sejak lahir sampai dewasa.
Adapun beberapa pengertian dari kepribadian menurut para ahli, yaitu :
  1. Koentjaraningrat
Kepribadian adalah susuan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku tiap manusia.
 
 
  1. Allport
            Berpendapat bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari system psikofisis dalam diri individu, yang menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
  1. Roucek dan Warren
            Menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi factor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologi yang mendasari perilaku individu.
  1. Yinger
            Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi atau perpaduan yang utuh dari sikap, sifat, pola pikir, emosi dan nilai-nilai yang memengaruhi seseorang agar berbuat sesuai dengan norma yang diharapkan.
  1. M.A.W. Brower
           Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
  1. Theodore R. Newcombe
            Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap(predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
  1. Cuber
            Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
  1. Robert Sutherland(dkk)
            Kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara tiga aspek tersebut.
  1. Faktor-Faktor Kepribadian.
Berdasarkan pengertian kepribadian yang ada, dapat diketahui bahwa kepribadian seseorang tidak bisa diperoleh dengan tiba-tiba, namun dipengaruhioleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang antara lain sebagai berkut :
  1. Warisan biologis
Manusia terlahir ada yang sempurna secara biologis dan ada yang mempunyai kekurangan biologis.Seseorang yang terlahir secara sempura akan mempunyai sikap penuh percaya diri karena merasa bahwa dirinya sama dengan orang lain. Mereka mempunyai kaki, tangan, dan panca indra yang lengkap,dan lain sebagainya. Lain lagi dengan orang yang lahir dengan beberapa kekurangan biologis, mereka akan merasa rendah diri atau kurang percaya diri karena merasa ada yang kurang pada diri mereka.
  1. Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi kepribadian seseorang adalah kondisi fisik tempat tinggal mereka, antara lain kondisi topografi, iklim, dan sumber daya alam. Adanya perbedaan kondisi fisik ini akan mempengaruhi pola hidup mereka. Orang-orang yang bertempat tinggal di daerah dengan topografi kasar dan iklim yang panas dengan kondisi tanah yang kurang subur, tentu saja membutuhkan kerja kerasuntuk mendapatkan makanan. Lain lagi dengan daerah yang topografinya datar, iklim yang sedang, dan kondisi tanah yang subur, tentunya orang-orang bisa mendapatkan makanan dengan mudah. Perbedaan ini akan membuat orang-orang bersikap sebagai pekerja keras atau santai karena mereka digembleng oleh kondisi lingkungan fisik sekitar.
  1. Kebudayaan khusus
Kepribadian  seseorang yang dipengaruhi oleh kebudayaan khusus dapat dilihat dari kehidupan masyarakat desa dan kota. Masyarakat desa sangat berbeda dengan masyarakat kota. Masyarakat desa terbiasa melakukan segala hal secara bersama-sama, dengan demikian mereka mempunyai rasa kebersamaan yang tinggi dan rasa tolong-menolong yang tinggi pula. Lain lagi dengan masyarakat kota yang cenderung bersikap individualistis karena mereka sudah terbiasa melakukan berbagai hal secara individu. Karakter yang khas ini disebut dengan kebudayaan khusus yang hanya dapat ditemui pada masyarakat tertentu.
  1. Pengalaman Kelompok
Sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa peranan dari orang lain. Sifat inilah yang membuat kepribadian manusia bisa sangat dipengaruhi oleh kondisi kelompok sosial mereka. Kelompok manusia pertama yang memengaruhi kepribadian anak adalah keluarga, tetangga, teman sepermainan dan sekolah.
  1. Unsur-Unsur Kepribadian.
Ada banyak bagian atau unsur pembentuk kepribadian sebagai bagian dari pemahaman tentang kepribadian. Adapun unsure-unsur pembentuk kepribadian, antara lain sebagai berikut :
  1. Pengetahuan
Pengetahuan berupa kemampuan membentuk konsep dan fantasi untuk mengembangkan cita-cita, gagasan, ilmu pengetahuan, dan karya seni.
  1. Perasaan
Perasaan, yaitu suatu keadaan dalam kesadaran manusia karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif ( menyenangkan ) dan negatif ( tidak menyenangkan ).
  1. Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah keinginan yang ada pada diri seseorang bersumber dari panca indra sebagai aksi yang kemudian dicerna dan diwujudkan dalam bentuk reaksi. Setiap dorongna naluri sebagai perwujudan dari keinginan manusia untuk menanggapi rangsangan tersebut. Sedikitnya ada tiga dorongan naluri dalam diri manusia yaitu sebagai berikut:
  1. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
  2. Dorongan seksual.
  3. Dorongan untuk mencari makan.
  4. Dorongan untuk bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia.
  5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
  6. Dorongan untuk berbakti.
  7. Dorongan akan keindahan bentuk, warna, suara dan gerak.
  8. Hubungan Pembentukan Kepribadian dengan Kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat, suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari hasil karya benda mereka.
Menurut pendapat M.J. Herkovits, budaya merupakan sesuatu yang superorganikkarena bersifat turun-temurun meskipun masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan adanya kelahiran dan kematian. Budaya langsung mempengaruhi perilaku dan kepribadian individu karena individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki budaya itu.
Berdasarkan dua pendapat diatas, dapat diketahui bahwa kebudayaan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian ada yang selaras dan tidak selaras dengan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial. Keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya dapat diketahui dari kedudukan alam sebagai tempat hidup dan yang member hidup manusia. Ada tujuh pokok makna lingkungan alam bagi manusia, yaitu sebagai berikut:
  1. Manusia memiliki ikatan dengan lingkungan alam.
  2. Motivasi etis dapat mendasarai kecintaan terhadap alam yang berdasarkan rasa keindahan.
  3. Alam menghidupi manusia.
  4. Alam merupakan serikat bagi manusia dalam hal mempertahankan diri.
  5. Alam menjadi suumber materi genetic.
  6. Alam memiliki arti penting bagi pengetahuan dan pendidikan.
  7. Alam menjadi sumber kesehatan, rekreasi serta kesenian.
 Kepribadian yang menyimpang atau tidak selaras dengan lingkungan alam menunjukan perilaku manusia yang memanfaatkan lingkungan alam secara tidak benar sehingga menimbulkan bencana alam yang pada gilirannya justru akan mengancam kelestarian hidup manusia itu sendiri. Pencemaran lingkungan alam dan penggundulan hutan merupakan contoh-contoh kepribadian yang tidak selaras dengan lingkungan alam sehingga menimbulkan kesengsaraan.
Kepribadian yang tidak selaras dengan lingkungan sosial mewujudkan pola perilaku yang menyimpang yang membuat keresahan masyarakat, misalnya kenakalan remaja, tindak criminal dan penyalahgunaan narkoba, yang semuanya yang merupakan penyakit masyarakat. 

Leave a comment